Materi Koloid: Pengertian, Sejarah, Perbedaan, dan Contoh

melati
0
A. Sistem dispersi
Sebelum kita mengenal koloid, kita harus tau dulu apa itu sistem dispersi, maka dari itu iseng akan jelasin apa itu sistem dispersi. Sistem dispersi adalah cara kita menggambarkan bagaimana zat-zat tercampur bersama, di mana satu zat terdispersi atau tersebar dalam zat lain yang disebut medium penyebar. Ini seperti membuat minuman serbuk cokelat: serbuk cokelat menjadi tersebar dalam susu, membentuk sistem dispersi di mana serbuk cokelat adalah dispersi dan susu adalah medium penyebar.Sistem dispersi berdasarkan ukuran partikelnya dibagi menjadi tiga kategori utama:

1. Larutan : Di mana partikel-partikel terdispersi memiliki ukuran kurang dari 1 nanometer dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Contohnya adalah larutan garam dalam air.

2. Koloid : Di mana partikel-partikel terdispersi memiliki ukuran antara 1 nanometer hingga 1 mikrometer. Mereka terlihat kabur atau keruh. Contohnya adalah susu, cat, dan gel.

3. Suspensi : Di mana partikel-partikel terdispersi memiliki ukuran lebih besar dari 1 mikrometer dan bisa terlihat dengan mata telanjang. Contohnya adalah campuran berpasir dalam air.

Untuk lebih pahamnya kalian bisa baca perbedaan - perbedaan antar koloid, suspensi dan larutan. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi dapat dilihat dari beberapa faktor utama:

1. Ukuran Partikel :
   - Larutan: Partikel terlarut memiliki ukuran kurang dari 1 nanometer.
   - Koloid: Partikel terdispersi memiliki ukuran antara 1 nanometer hingga 1 mikrometer.
   - Suspensi: Partikel terdispersi memiliki ukuran lebih besar dari 1 mikrometer.

2. Kejernihan :
   - Larutan: Larutan biasanya transparan, karena partikel-partikelnya sangat kecil sehingga tidak terlihat.
   - Koloid: Koloid bisa jernih atau keruh, tergantung pada ukuran dan distribusi partikelnya.
   - Suspensi: Suspensi cenderung keruh karena partikel-partikelnya lebih besar dan cenderung mengendap.

3. Stabilitas :
   - Larutan: Larutan bersifat stabil, karena partikel-partikelnya sepenuhnya terlarut dalam pelarut.
   - Koloid: Koloid bisa stabil atau tidak stabil, tergantung pada interaksi antara partikel-partikelnya dan medium penyebar.
   - Suspensi: Suspensi tidak stabil, karena partikel-partikelnya cenderung mengendap seiring waktu.

4.  Pemisahan :
   - Larutan: Komponen larutan tidak bisa dipisahkan dengan proses penyaringan atau sentrifugasi.
   - Koloid: Partikel koloid bisa dipisahkan dengan sentrifugasi atau filtrasi khusus.
   - Suspensi: Partikel suspensi bisa dipisahkan dengan penyaringan atau sentrifugasi biasa.

B. Kolid
Nah setelah paham materi diatas yuk kita telusuri apa itu kolid. 
1. Sejarah 
Sejarah koloid dimulai pada abad ke-19 ketika ilmuwan mulai mempelajari sifat-sifat campuran yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang tersebar dalam medium penyebar. Berikut adalah beberapa titik penting dalam sejarah koloid:
- Awal Pengamatan : Pada abad ke-19, ilmuwan seperti Thomas Graham dan Michael Faraday melakukan pengamatan awal tentang fenomena koloid. Graham mempelajari difusi gas melalui membran yang berpori, sementara Faraday mempelajari pengendapan partikel-partikel kecil dalam larutan.

- Terminologi "Koloid" : Istilah "koloid" pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham pada tahun 1861, yang berasal dari bahasa Yunani "kolla" yang berarti "lem" dan "eidos" yang berarti "bentuk". Ini merujuk pada sifat campuran yang seperti gel.

- Kajian Teori dan Penemuan : Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ilmuwan seperti Albert Einstein, Marian Smoluchowski, dan Jean Perrin mengembangkan teori kinetika tentang gerakan partikel koloid, yang membantu memahami perilaku sistem koloid.

4. Pengembangan Aplikasi Praktis : Seiring dengan pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat koloid, aplikasi praktisnya pun berkembang. Misalnya, penggunaan koloid dalam industri cat, farmasi, makanan, dan kosmetik semakin berkembang seiring dengan penelitian yang lebih lanjut.

5. Pengembangan Teknologi Karakterisasi : Pengembangan teknik-teknik karakterisasi seperti mikroskopi elektron dan spektroskopi memungkinkan ilmuwan untuk mempelajari struktur dan perilaku partikel-partikel koloid dengan lebih rinci.

C. Pengertian Koloid
Koloid adalah campuran homogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang terdispersi dalam medium penyebar. Partikel-partikel ini biasanya berukuran antara 1 nanometer hingga 1 mikrometer, dan mereka tidak larut dalam medium penyebar.Dalam koloid, fase terdispersi (partikel yang tersebar) dan fase pendispersi (medium di mana partikel tersebar) menjadi faktor kunci dalam klasifikasi. Berikut adalah beberapa contoh koloid berdasarkan kombinasi fase terdispersi dan fase pendispersi:

1. Padat dalam Cair (S-S/C) :
   - Contoh : Cat, di mana partikel cat (padat) terdispersi dalam medium cair (pelarut atau zat pengikat).

2. Cair dalam Cair (L-C/C):
   - Contoh : Susu, di mana tetesan-tetesan lemak atau protein (cairan) terdispersi dalam medium air (cairan).

3. Gas dalam Cair (G-C/C):
   - Contoh : Busa, di mana gelembung-gelmbung gas (gas) terdispersi dalam medium cair (cairan).

4. Padat dalam Gas (S-G/G):
   -  Contoh : Asap, di mana partikel-partikel padat seperti debu atau asap (padat) terdispersi dalam medium gas (udara).

5. Cair dalam Gas (L-G/G):
   - Contoh : Kabut, di mana tetesan-tetesan air (cairan) terdispersi dalam medium udara (gas).

6. Gas dalam Gas (G-G/G) :
   - Contoh : Aerosol, seperti semprotan obat atau semprotan pewangi, di mana partikel-partikel kecil gas (gas) terdispersi dalam medium gas (gas).

Dalam setiap contoh di atas, fase terdispersi dan fase pendispersi memainkan peran penting dalam menentukan sifat-sifat koloid tersebut.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)